Motif Berinvestasi Waralaba
Apa motif seseorang atau perusahaan melakukan investasi waralaba?
Waralaba memiliki dua sisi koin. Sisi yang pertama adalah peluang bisnis (business opportunity), sisi kedua adalah metode perluasan pasar dengan modal rendah.
Terwaralaba membeli waralaba karena ingin memanfaatkan konsep peluang bisnis yang ditawarkan Pewaralaba. Dengan berinvestasi dalam waralaba, risiko usaha menjadi jauh lebih kecil (low risk). Kegagalan usaha cenderung ditentukan pada awal-awal bisnis dijalankan. Misalnya, bila suatu usaha telah melewati masa tiga tahun, maka potensi keberhasilan dan lebih bertahan lama, relatif besar. Secara teoritis, masa 1 sampai dengan 3 tahun awal bisnis berjalan adalah waktu-waktu yang kritikal. Dengan menjalankan waralaba (sebagai Terwaralaba), masa-masa kritikal ini hampir tidak ada, karena semua persiapan dan perencanaan usaha telah dipersiapkan Pewaralaba.
Apabila menjalankan bisnis biasa (independent), hal di atas tidak terjadi. Semuanya harus dipersiapkan sendiri sejak awal. Bila menggunakan skala ukuran dari 1 sampai 100, memulai usaha sendiri dimulai dari angka 1, sedangkan berinvestasi waralaba dimulai pada angka 60. Karena 1 sampai dengan 59 sudah dipersiapkan dan disediakan Pewaralaba. Untuk bisnis independent, karena dimulai dari 1 maka untuk mencapai angka 100 prosesnya cukup lama dan lebih berisiko. Sebaliknya, bagi Terwaralaba jauh Iebih cepat untuk mencapai 100, karena mulai dari 60 (dengan sendirinya risiko jauh Iebih kecil). Hal yang disebut masa kritikal adalah berada di antara range 1 sampai dengan 59.
Berinvestasi waralaba pada dasarnya adalah membeli pengalaman sukses. Terwaralaba tinggal menggunakan pengalaman sukses tersebut untuk segera menjalankan usaha (turnkey business).
Motif Mewaralabakan Usaha
Adapun alasan perusahaan memilih go franchise (menjadi Pewaralaba) karena beberapa pertimbangan sebagai berikut:
- Perluasan pasar;
- Menghemat modal;
- Membagi risiko;
- Memanfaatkan pengusaha (entrepreneur).
Bagi Pewara|aba,‘waralaba adalah suatu metode atau cara melakukan perluasan pasar dengan cepat dan modal yang minim, bahkan acap kali tanpa modal. Mengapa melakukan perluasan pasar, dalam pengertian gerai-gerai dapat dilakukan secara cepat? Jawabannya, seperti disebut di atas, karena Pewaralaba hampir tidak memerlukan modal dalam membangun gerai-gerai tadi. Yang membiayai pembangunan gerai adalah Terwaralaba, termasuk meyediakan lokasinya.
Proses hubungan yang saling mendukung dan saling menguntungkan dalam waralaba
- Pewaralaba mengizinkan penggunaan merek dagang yang telah dikenal dan sistem bisnis yang telah teruji;
- Pewaralaba melatih Terwaralaba agar mampu menjalankan bisnisnya secara profesional
- Pewaralaba membantu mempersiapkan Terwaralaba pada awal mengoperasikan usahanya (start up);
- Pewaralaba membantu Terwaralaba secara terus menerus baik dalam aspek manajemen, teknis, pemasaran, dan sebagainya, selama kedua pihak terikat dalam kontrak;
- Pewaralaba membantu terwaralaba secara khusus dalam menghadapi situasi krisi;
- Terwaralaba membayar sejumlah biaya waralaba (franchise fee) atas penggunaan atau pemanfaatan HKI dan sistem usaha milik Pewaralaba;
- Terwaralaba menyediakan modal untuk investasi
- Terwaralaba bertanggung jawab dalam menyediakan modal kerja dan melakukan operasi perusahaan sehari-hari;
- Terwaralaba membayar royalti secara terus menerus selama terikat dalam kontrak
- Terwaralaba membeli sebagian produk (peralatan dan bahan baku) dari Pewaralaba
Pewaralaba tidak memiliki keharusan untuk membeli atau menyewa ruangan (ruko atau ruangan dalam plaza / mall). Demikian juga dalam merenovasigerai, semua biaya ditanggung Terwaralaba. Berbeda bila membangun gerai milik sendiri (company owned outlets), biaya harus ditanggung sendiri oleh Pewaralaba.
Disebabkan tidak memiliki beban menyediakan modal sendiri, maka perluasan pasar dapat dilakukan secara cepat oleh Pewaralaba. Bahkan, pewaralaba memperoleh tambahan modal atas kewajiban Terwaralaba membayar franchise dee (initial fee atau up_front fee)
Menjalankan waralaba pada dasarnya adalah membagi risiko. Maksudnya, bila gerai Terwaralaba mengalami kerugian atau bahkan menutup usahanya, secara finansial tidak akan berpengaruh kepada Pewaralaba, karena gerai tersebut sepenuhnya dimiliki oleh Terwaralaba.
